Uni Eropa dikabarkan telah mengubah aturan untuk penggunaan hewan sebagai tester make up. Hal ini kembali diberlakukan setelah sebelumnya dilarang selama 25 tahun lamanya.
Berdasarkan Pengadilan Tinggi, mereka mengatakan pada Jumat (6/05/2023) waktu setempat, pemerintah bertindak secara legal setelah ada kasus yang diajukan oleh aktivis dari hak-hak binatang.
Lebih dari 80 brand menyebutkan bahwa mereka kecewa dengan aturan baru dari pemerintah ini.
“Kami senang bahwa Pengadilan Tinggi telah menyetujui posisi Pemerintah dalam kasus ini. Pemerintah berkomitmen untuk melindungi hewan dalam ilmu pengetahuan” jelas seorang pembicara Home Office.
Uji coba hewan untuk make up atau bahan bakunya sudah dilarang di Inggris sejak tahun 1998. Uji coba pada hewan hanya boleh dilakukan jika uji coba yang dilakukan tersebut akan mengurangi penderitaan hewan, misalnya untuk obat.
Tapi di tahun 2020, European Chemicals Agency (ECHA), agensi dari Uni Eropa yang melihat keseluruhan dari regulasi kimia, memutuskan bahwa perusahaan perlu untuk menguji beberapa bahan yang ada di dalam kosmetik untuk hewan. Ini memastikan bahwa bahan yang akan digunakan itu aman untuk pekerja yang nantinya akan memproduksi bahan tersebut.
Dalam kasus tersebut, terungkap bahwa pemerintah sudah mengeluarkan lisensi pengujian bahan kosmetik ke hewan sesuai dengan aturan kimia UE, yang dipertahankan meski meninggalkan Uni Eropa di tahun 2020.
Ini bisa termasuk dengan menguji coba bahan kimia yang biasa ditemukan di foundation dan concealer, dengan memaksa tikus untuk menghirup atau menelannya. Tidak diketahui berapa banyak lisesnsi yang dikeluarkan atau ke siapa lisensi itu dikeluarkan.
Cruelty Free International (CFI) yang membawa kasus ini beragumentasi bahwa ini ilegal dan melanggar larangan pengujian hewan untuk makeup dan bahan-bahannya, yang telah berlaku sejak 1998.
Hakim Linden memutuskan untuk mendukung pemerintah, ia mengatakan bahwa perubahan kebijakan ini masih sesuai dengan undang-undang yang ada. Meski ia mengatakan kalau tindakan ini disesalkan karena tidak memberi tahunya ke publik.
Perubahan posisi pemerintah ini dikritik habis-habisan oleh banyak merek kecantikan. Sebagian besarnya sudah lama berkampanye untuk mengakhiri pengujian ke hewan.
CFI juga menyebutkan bahwa ini merupakan hal yang keterlaluan bahwa pemerintah sudah secara efektif mencabut larangan tersebut.
Christopher Davis yang merupakan direktur aktivisme dan keberlanjutan di Body Shop menyebutkan bahwa mereka akan melakukan kampanye penuh untuk melawan perubahan itu.
Bahan-bahan yang dapat diuji pada hewan termasuk homosalate – bahan tabir surya umum yang sudah digunakan di banyak alas bedak dan produk perawatan kulit. Dalam dosis rendah, homosalate memang aman, namun jika digunakan dalam konsentrasi yang lebih tinggi ini bisa memberikan dampak ke sistem kekebalan tubuh manusia.
Produsen sekarang dapat mengajukan izin untuk melakukan pengujian hewan sebelum produksi dimulai, untuk memastikan keselamatan pekerja. Tapi mereka masih belum bisa melakukan uji hewan untuk memeriksa keamanan riasan bagi konsumen. Ini harus dilakukan dengan menggunakan metode lain.
CFI mengatakan akan mengajukan banding atas keputusan yang dibuat oleh pengadilan dan meminta pemerintah untuk mengembalikan larangan sepenuhnya di Inggris.
Strategi bahan kimia baru diharapkan akan diterbitkan tahun ini yang menguraikan posisi pemerintah tentang penggunaan dan pengujian bahan kimia di Inggris – yang mungkin mencakup panduan lebih lanjut untuk perusahaan kosmetik.