Link Slot : slotqris

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Candi Borobudur saat kunjungannya ke Indonesia, dan momen tersebut menarik perhatian publik internasional. Tak hanya karena keindahan warisan budaya dunia itu, tapi juga karena sejarah panjang yang menyertainya—termasuk fakta mengejutkan bahwa penemu Borobudur bukan orang Indonesia.

Banyak orang mengira Candi Borobudur selalu dikenal sejak zaman dahulu. Namun, kenyataannya, situs Buddha terbesar di dunia ini sempat terlupakan dan tertimbun abu vulkanik serta tanah selama berabad-abad. Baru pada tahun 1814, Thomas Stamford Raffles—Gubernur Jenderal Inggris untuk wilayah Jawa—mendengar kabar dari warga lokal tentang sebuah “bukit bertingkat” di Magelang.

Raffles langsung mengutus insinyur Belanda bernama H.C. Cornelius untuk menyelidiki lokasi tersebut. Cornelius memimpin tim dan mulai membersihkan area tersebut. Ia menebang pohon dan menggali tanah selama berminggu-minggu hingga akhirnya struktur Borobudur perlahan muncul ke permukaan. Proses dokumentasi dan penggalian awal ini membuka jalan bagi penelitian dan restorasi selanjutnya.

Meskipun warga lokal mengetahui keberadaan “bukit aneh” itu, mereka belum memahami nilai historis dan arkeologisnya. Raffles-lah yang mencatatnya secara resmi dalam buku “The History of Java”, menjadikan Borobudur dikenal di dunia internasional.

Kini, ketika tokoh dunia seperti Emmanuel Macron menginjakkan kaki di Borobudur, kita tak hanya melihat situs kuno, tapi juga cerita panjang tentang bagaimana dunia luar membantu mengungkap warisan besar Indonesia. Momen ini mengingatkan kita pentingnya menjaga dan memahami sejarah—baik yang berasal dari dalam negeri, maupun dari luar yang ikut berkontribusi mengangkatnya ke panggung dunia

By admin